Powered By Blogger

Kamis, 27 Januari 2011

Lubang Paku Di Pagar

Ada seorang anak laki-laki yang memiliki temperamen yang sangat buruk, dia seorang pemarah. Suatu saat ayahnya ingin mengajarkan sebuah pelajaran kepadanya, jadi dia memberikan sekantong paku kepada anaknya dan mengatakan setiap kali dia tidak bisa mengendalikan amarahnya, dia harus memakukan sebuah paku di pagar kayu rumah mereka.

Di hari pertama pelajaran itu, anak laki-laki itu menancapkan 37 paku di pagar karena dia sangat marah. Melewati pelajaran itu selama beberapa minggu, akhirnya anak itu mulai dapat mengontrol emosinya, sehingga jumlah paku yang dipalukan ke pagar semakin berkurang.

Tidak lama setelah itu, anak itu menyadari bahwa lebih mudah untuk mengendalikaan emosinya daripada harus menancapkan paku ke pagar. Sampai suatu saat dia tidak lagi pemarah, dia sangat bangga dengan dirinya sendiri dan ingin segera memberitahu ayahnya. Senang dengan pencapaiannya, ayahnya menyuruhnya untuk mencabut kembali paku-paku yang ada dipagar yang ditancapkan pada saat dia marah.

Beberapa minggu kemudian, ketika dia memberitahu ayahnya bahwa semua paku sudah berhasil dicabutnya. Dengan lembut, sang ayah menuntun anaknya menuju pagar rumah mereka. Sambil tersenyum ayahnya berkata,"Kamu sudah mengerjakan dengan baik, anakku. Tetapi coba lihat ada banyak sekali lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan terlihat sama lagi."

Anak itu memperhatikan ketika ayahnya melanjutkan kata-katanya," Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-kata itu akan meninggalkan bekas yang permanent. Tidak peduli berapa kali kamu berkata maaf, lubang itu akan tetap di sana."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar